This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 17 Mei 2013

Ustad Yusup Mansur (Raih Sukses Via Tahajut dan Sedekah)


Minggu, 12 Mei 2013

Ashabu Rayati Sud (Pasukan Panji Hitam)



Dalam berbagai hadits yang shahih telah dijelaskan bahwa akan senantiasa ada sekelompok umat Islam yang berpegang teguh di atas kebenaran. Mereka melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan konskuen, memperjuangkan tegaknya syariat Islam, dan meraih kemenangan atas musuh-musuh Islam, baik dari kalangan kaum kafir maupun kaum munafik dan murtadin.


Kelompok Islam ini disebut ath-thaifah al-manshurah atau kelompok yang mendapat kemenangan. Kelompok ini akan senantiasa ada sampai saat bertiupnya angin lembut yang mewafatkan seluruh kaum beriman menjelang hari kiamat kelak. Kelompok ini diawali dari Rasulullah saw beserta segenap sahabat, berlanjut dengan generasi-generasi Islam selanjutnya, sampai pada generasi Islam yang menyertai imam Mahdi dan Nabi Isa dalam memerangi Dajjal dan memerintah dunia berdasar syariat Islam.

Hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah diriwayatkan banyak jalur dari
sembilan belas (19) shahabat. Menurut penelitian sejumlah ulama hadits, haditshadits
tentang ath-thaifah al-manshurah telah mencapai derajat mutawatir.


Kelompok umat Islam ini adalah kelompok elit umat Islam. Mereka adalah sekelompok kecil kaum ‘fundamentalis Islam’, di tengah kelompok umat Islam yang telah mulai lalai dari kewajiban berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka adalah ‘muslim-muslim militan’ yang sangat dikhawatirkan oleh AS dan Barat akan mengancam kepentingan mereka. Rasulullah saw menamakan kelompok ini sebagai ath-thaifah al-manshurah, kelompok yang mendapatkan kemenangan. Penamaan ini merupakan sebuah janji kemenangan bagi kelompok ini, baik dalam waktu yang cepat maupun lambat, baik kemenangan materi maupun spiritual.

Di antara hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah tersebut adalah sebagai
berikut:

“Ak an senantiasa ada satu k elompok dari umatk ku yang meraih kemenangan (karena berada) di atas 
kebenaran, orang-orang yang menelantarkan mereka tidak akan mampu menimbulkan bahaya kepada mereka, sampai datangnya urusan Allah sementara keadaan mereka tetap seperti itu .”[1]


“Ak an senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas urusan Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang memusuhi

mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai
datangnya kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.”[2]



Siapakah sebenarnya Ashahbu Rayati Suud yang kelak menjadi pendukung Al Mahdi ? Benarkah riwayat yang membicarakan kemunculan kelompok ini ? Ada beberapa riwayat yang menjelaskan keberadaan kelompok ini, di antaranya adalah sebagai berikut :
□ “Akan keluar sebuah kaum dari arah Timur, mereka akan memudahkan
ke kuasaan bagi Al Mahdi.”
□ “Dari Khurasan akan keluar beberapa bendera hitam, tak sesuatupun bisa
menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu ditegak k an di Iliya (Baitul
Maqdis).”
□ “Akan keluar manusia dari Timur yang akan memudah kan jalan kekuasaan
bagi Al ‘ Mahdi.”


Riwayat tersebut tidak banyak menjelaskan ciri-ciri fisik tertentu secara detil sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat-riwayat lainnya. Tentang maksud perbendaharaan dalam riwayat tersebut Ibnu Katsir berkata, “Yang dimaksud dengan perbendaharaan di dalam hadits ini ialah perbendaharaan Ka’bah. Akan ada
tiga orang putera khalifah yang berperang di sisinya untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah Al-Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur.




Kemunculan salah satu tandhim ask ari kaum militan fundamental di wilayah Khurasan (Afghanistan, Iraq dll) yang dikenal dengan Thaliban dan Al-Qaeda memunculkan pertanyaan, benarkah mereka adalah calon Ashhabu Rayati Suud yang dijanjikan? Pasalnya, kelompok ini adalah satu-satunya kaum militan muslim

yang paling ditakuti oleh barat karena kehebatan tempur mereka, juga karena citacita mereka yang radikal; mendirikan negara Islam dari ujung Asia Tenggara hingga barat Maroko. Mereka adalah muslim fundamental yang paling kuat melaksanakan hukum Islam sebagaimana yang pernah berlaku di Madinah pada masa Rasulullah saw. Merekalah satu-satunya kelompok yang paling mendekati gambaran
kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya; beriman, hijrah, perang, mendirikan daulah Islam, melaksanakan semua kewajiban tanpa terkecuali, mendapat boikot dan kecaman internasional, mendapat ujian paling berat dan menyatakan keimanannya, dikepung oleh pasukan ahzab dan banyak lagi sejarah
kehidupan generasi assabiqunal awwalun yang hari ini tergambar dalam realitas hidup mereka.


Beberapa analis pemerhati hadits-hadits fitnah menduga; bahwa merekalah yang lebih layak untuk menyandang gelar kehormatan itu sesuai dengan beratnya ujian keimanan yang mereka hadapi.

Dalm hal ini, terlepas dari tepat atau melesetnya dugaan-dugaan tersebut, ada hal lain yang lebih penting untuk dipahami oleh seorang muslim berkaitan dengan dua kelompok fundamental ini. Setiap muslim hendaknya berhati-hati untuk tidak menjatuhkan vonis tertentu pada kelompok-kelompok yang secara lahir memiliki stigma dan citra negatif dari musuh-musuh Islam –bahkan dari kalangan umat Islam
sendiri- bahwa hal itu bukan berarti keadaan mereka adalah sebagaimana tuduhan itu. Merupakan sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam dari bangsa barat memiliki dendam dan kebencian kepada setiap muslim yang memegang teguh agama mereka. Dalam hal ini, kelompok Thaliban dan Al-Qaeda yang sangat komitmen menegakkan semua bentuk syari’at Islam dalam masyarakatnya sangat wajar bila dibenci oleh bangsa Barat. Termasuk sebagian kaum muslimin yang termakan oleh isu dan propaganda bangsa barat tentang “kekejian dan kejahatan” Thaliban terhadap manusia.


Tanpa bermaksud memastikan apakah Thaliban merupakan termasuk kelompok Ashhabu Rayatis Suud, yang pasti bahwa memberikan tuduhan jahat dan keji yang belum tentu demikian kenyataannya merupakan kejahatan tersendiri. Sementara mendoakan mereka, mengharapkan mereka untuk membela umat Islam, mengusir musuh-musuh Islam dan menegakkan syari’at di muka bumi merupakan sikap yang
baik. Namun demikian – terlepas bahwa Thaliban dan Al-Qaeda memiliki ciri-ciri yang banyak keserupaannya dengan kelompok Ashabu Rayati Suud – yang jelas memastikan secara haqqul yakin bahwa mereka adalah Ashabu Rayati Suud termasuk sikap tergesa-gesa. Namun, mudah-mudahan tidak salah jika kita berharap, semoga mereka itulah kelompok yang dimaksudkan. Amiin.

Wallahu a’lam bish shawab.









Yajuj dan Majuj



Nabi Muhammad tiba-tiba terbangun dari tidurnya dengan muka merah padam. Seperti diceritakan oleh Zainab binti Jahsy, saat terbangun itu, Nabi tiba-tiba berkata, “Tiada Tuhan
yang patut disembah selain Allah. Sungguh kerusakan akan menimpa bangsa Arab akibat datangnya kejahatan yang telah dekat. Hari ini, sebuah lubang sebesar ini telah terbuka di dinding Ya’juj dan
Ma’juj.” Ketika itu, Nabi membuat tanda lubang dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

Legenda mengenai Ya’juj dan Ma’juj tak hanya dikenal di dalam ajaran Islam. Dalam ajaran Kristen dan Yahudi pun kisah mengenai se kelompok manusia yang bakal membuat kerusakan besar di muka Bumi itu juga diceritakan, lebih dikenal dengan nama Gog dan Magog. Adalah Zulkarnain, seorang raja besar
pada masa lalu yang telah mengurung kaum Ya’juj dan Ma’juj di sebuah lembah di antara dua gunung tinggi (assaddain) dengan cara membangun tembok penghalang terbuat dari besi dan tembaga, seperti diceritakan dalam Alquran
surah al-Kahfi ayat 93-97.


Lalu, dalam ayat selanjutnya, disebutkan bahwa suatu saat tembok itu akan runtuh dan kaum Ya’juj dan Ma’juj akan keluar. “Dan, pada hari itu (ketika tembok terbuka), kami biarkan mereka bercampur baur satu sama lain seperti gelombang.…” Dalam Alquran versi Departemen Agama, kalimat “pada hari itu”
(yawma idhin) dari ayat ke-99 surah al-Kahfi ini diartikan sebagai hari kiamat. Namun, Dr Imran Nazar Hosein, cendekiawan Muslim kelahiran Trinidad dan Tobago 70 tahun silam punya pendapat lain atas ayat itu.

Karena ayat ke-98 menceritakan mengenai akan runtuhnya tembok penghalang Ya’juj dan Ma’juj maka lebih tepat bila kalimat pada hari itu ditafsirkan sebagai hari ketika tembok itu benar-benar runtuh. Hari ketika kaum perusak itu akhirnya bisa keluar dari lembah yang mengurung mereka dan kemudian bertebaran di seluruh penjuru Bumi seperti gelombang lautan dan kemudian bercampur baur
dengan ras-ras manusia lainnya. 

Ini dijelaskan juga dalam surah al-Anbiyaa ayat 96, dari terjemahan versi Departemen Agama. “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang 
tinggi.”


Pertanyaan utamanya, kapankah tembok Zulkarnain itu runtuh? Atau, lebih tepatnya, apakah kaum Ya’juj dan Ma’juj itu sudah keluar dan bertebaran untuk membuat kerusakan di muka Bumi? Kisah dari Zainab binti Jahzy, hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di atas dianggap Imran Hosein sebagai

konfirmasi bahwa pada zaman Nabi Muhammad masih hidup tembok itu sudah mulai terbu ka. Artinya, dalam beberapa abad setelahnya, kemungkinan besar kaum Ya’juj dan Ma’juj sudah menemukan jalan keluar.

Dalam kisah sama yang diriwayatkan dalam sahih Bukhari, ada versi yang lebih panjang ketika Zainab binti Jahsy akhirnya bertanya kepada Nabi Muhammad. “Ya Rasulullah, apakah kita (bangsa Arab) akan dihancurkan walaupun masih ada orang beriman di antara kita?” Nabi menjawab, “Ya, ketika kemaksiatan
merajalela.”

Pendapat Imran Hosein yang menulis beberapa buku mengenai hari akhir, terutama kajian takwil surah al-Kahfi, ini juga didasarkan pada belum ditemukannya bukti-bukti arkeologis apa pun mengenai tembok yang dibangun Zulkarnain. Saat ini, tak ada satu pun sudut Bumi yang belum pernah dijelajahi
manusia atau luput dari intaian kamera satelit. Bila Ya’juj dan Ma’juj masih terkurung dalam lem bah maka seharusnya tembok buatan Zulkarnain itu masih kokoh menjulang dan mudah ditemukan. Bila sudah tak ada tanda- tanda keberadaan tembok besar di sebuah lembah curam maka ber arti tembok itu
sudah runtuh dan menjadi tugas arkeolog untuk menemukan sisa-sisanya.


Ada pendapat sebagian mufasir yang mengatakan bahwa tembok itu dibangun didaerah Kaukasia, di antara dua lautan (Laut Hitam dan Laut Kaspia). Ini merupakan hasil penafsiran surah al-Kahfi ayat 86-90 berkenaan dengan perjalanan Zulkarnain yang bertemu dua perairan berwarna pekat di bagian barat
dan timur dengan pen duduk yang bahasanya tak bisa dipahami. Wilayah dengan topografi penuh pegunungan tinggi dan lembah curam itu cocok dengan wilayah perbatasan antara Georgia dan Rusia, berada di barisan pegunungan Kakukasus antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, tepatnya di Gunung Kazbek dan lembah Sungai Terek, yang dikenal dengan nama Ngarai Darial.

Orang Persia menyebutnya Gerbang Alan. Ngarai Darial dikenal juga sebagai Gerbang Kaukasia atau Gerbang Kaspia. Orang Georgia me nyebutnya Ralani, Darialani. Ada yang menyebutnya Porte Cu mana dan Fortes Sarmatica. Lalu, bangsa Tartar menyebutnya Darioly. Sejak zaman dulu, Ngarai Darial dan juga
Derbent Pass telah menjadi jalur perlintasan penting di Kaukasia bagi berbagai ekspedisi militer dari Persia, suku-suku Turki kuno, kekhalifahan Islam, sampai akhirnya dikuasai Rusia. Jalur ini menjadi penghubung rute dari utara ke selatan Kaukasia.

Yerusalem Namun, Imran Hosein yang dikenal mendukung tafsir semantik atas Alquran itu
juga menjelaskan bahwa tanda-tanda lepasnya Ya’juj dan Ma’juj juga telah dinubuatkan. Salah satu petunjuknya ada pada surah al-Anbiyaa ayat 95, “Sungguh tidak mungkin atas penduduk suatu negeri yang telah kami binasakan bahwa mereka tak akan kembali.” Lihat bahwa ayat ke-96 kemudian menyebut
mengenai runtuhnya tem bok penghalang Ya’juj dan Ma’juj. Artinya, ada suatu kaum yang dulu menghuni sebuah negeri atau tempat dan tak bisa kembali lagi ke tempat asal mereka sampai akhirnya mereka bisa kembali lagi setelah tembok penghalang Ya’juj dan Ma’juj runtuh dan kaum perusak itu menyebar ke seluruh
penjuru dunia.


Di sini, Alquran dan Injil bersepakat bahwa ada satu kaum yang dahulu menghuni sebuah negeri dan kemudian dihancurkan dan mereka dilarang kembali lagi ke negeri itu. Negeri itu, dalam hal ini adalah sebuah kota bernama Yerusalem yang merupakan kampung halaman bangsa Yahudi. Dalam sejarahnya, Nebukadnezar penguasa Babilonia (Mesopotamia) pernah menghancurkan Kerajaan Yehuda
dan mengusir kaum Yahudi keluar dari Yerusalem pada abad ke-6 SM sehingga mereka berdiaspora.
Kaisar Romawi Hadrian kemudian membangun kembali sebuah kota di dekat

reruntuhan Yerusalem pada 70 M yang diberi nama Aelia Capitolina. Langkah Hadrian menempatkan patung-patung dewa dan kuil Romawi di bekas Yerusalem menimbulkan perlawanan kaum Yahudi yang masih tersisa di tem pat itu yang dikenal dengan na ma pemberontakan Bar Kokhba. Hadrian murka
dengan pemberontakan itu. Bertekad membasmi Yudaisme di Yerusalem, Romawi kembali mengusir kaum Yahudi.




Sabtu, 11 Mei 2013

UJIAN HIDUP

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sumber: http://ittaqi-tafuzi.blogspot.com/2013/03/cara-buat-blog-agar-mudah-nyaman-dibaca.html
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sumber: http://ittaqi-tafuzi.blogspot.com/2013/03/cara-buat-blog-agar-mudah-nyaman-dibaca.html
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu berhadapan dengan dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan duka, saat lain merasakan suka. Pada saat bahagia, terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya, saat duka mendera, sering kali manusia berkeluh kesah.

Bagi hamba Allah SWT yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji ALLAH SWT. "Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, saipa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun". (QS AL - Mulk [67]:2).

Minimal ada tujuh ujian hidup yang wajib kita ketahui. Insya Allah, Allah SWT luluskan dari ujian - ujian - Nya, sehingga meraih gelar shobirin dan mujahidin. "Dan sungguh, kami benar - benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang - orang yang benar - benar berjihad dan bersabar diantara kamu, dan Kami akan uji perihal kamu." (QS Muhammad [47]:31).


Pertama ujian berupa perintah ALLAH SWT, seperti Nabi Ibrahim diperintah Allah SWT menyembelih putra tercinta berna Ismail. Kedua, ujian larangan Allah SWT, seperti larangan berzina, korupsi, membunuh, merampok, mencuri, sogok - menyogok, dan segala kemaksiatan dan kezaliman.

Ketiga, ujian berupa musibah. "Dan Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah - buahan". (QS AL - Baqarah [2]:155). Keempat, ujian nikamat sebagaimana Allah SWT jelaskan dalah surah Al - Kahfi ayat 7. "Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai periasan baginya, untuk kami uji mereka, siapakah diantaranya yang baik perbuatannya".

Kelima, ujian dari orang zalim buat kita, baik kafirun ( orang yang tidak beragama Islam ), musyrikun ( menyekutukan Allah SWT ), munafikun, jahilun ( bodoh ), fasiqun ( menetang syariat Allah SWT ), maupun hasidun ( dengki, iri hati). Keenam, ujian keluarga, suami, istri dan anak. Keluarga yang kita cintai bisa menjadi musuh kiata kerena keduharkaannya kepada Allah SWT. Ketujuh, ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, tempat dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan / negara.

Subahanallah, Allah SWT amat sayang dengan kita. Allah SWT tunjukan cara menjawab ujian ituu semua. "Dan minta pertolonganlah kamu dengan kesabaran dan dengan sholat, dan sesungguhnya sholat sungguh berat, kecuali bagi orang - orang yang khusuk tunduk jiwanya." (QS AL - Baqarah [2]:48). Semoga kita dijadikan Allah SWT, hamba - Nya yang lulus dari ujian. Amin ya mujibas sailin.